Alibaba Gandeng Nvidia Kembangkan AI dan Robotika Canggih


Ilustrasi Robotik Nvidia

Ilustrasi Robotik

Alibaba Group kembali memperkuat posisinya di dunia Artificial Intelligence (AI) dengan menggandeng Nvidia, salah satu perusahaan chip dan teknologi AI terbesar di dunia. Keduanya mengumumkan kerja sama terbaru dalam ajang Apsara Conference di Hangzhou, Tiongkok, yang menjadi bukti hubungan strategis antara dua raksasa teknologi global ini semakin erat.

Dalam kolaborasi terbaru ini, Alibaba Cloud akan mengintegrasikan alat AI berbasis fisik (embodied AI) milik Nvidia ke dalam platform pembelajaran mesinnya (machine learning platform). Tujuannya adalah untuk memberi akses yang lebih luas kepada para pengembang dan perusahaan dalam membangun sistem AI yang mampu berinteraksi langsung dengan dunia nyata — seperti robotika, kendaraan otonom, dan mesin pintar di berbagai industri.

 
Mendorong Inovasi AI yang Lebih Nyata

Kecerdasan buatan telah berkembang jauh dari sekadar analisis data atau pemrosesan bahasa alami. Kini, dunia teknologi tengah beralih menuju embodied AI, yaitu sistem kecerdasan buatan yang tidak hanya “berpikir”, tetapi juga dapat merasakan dan bertindak di dunia fisik.

Nvidia menjadi salah satu pelopor di bidang ini melalui pengembangan teknologi yang memungkinkan mesin beradaptasi, belajar, dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.

Dengan masuknya alat-alat Nvidia ke ekosistem Alibaba Cloud, para pengembang kini bisa memanfaatkan:

  • Pemrosesan data canggih,
  • Pembelajaran penguatan (reinforcement learning) di lingkungan nyata,
  • Pelatihan model AI untuk berbagai aplikasi robotika dan otomatisasi industri.

Artinya, perusahaan di bidang manufaktur, otomotif, logistik, pertanian, atau kesehatan kini dapat dengan mudah menguji dan mengembangkan robot yang bisa memahami pergerakan manusia, mengenali objek, atau menavigasi ruang kerja tanpa campur tangan manusia.

 
Lanjutan dari Kolaborasi Sebelumnya

Kerja sama antara Alibaba dan Nvidia sebenarnya bukan hal baru. Tahun lalu, keduanya juga berkolaborasi bersama Banma Network Technology, anak perusahaan Alibaba yang fokus pada solusi kokpit pintar untuk mobil.

Dalam proyek tersebut, mereka mengembangkan model multimodal besar untuk otomotif, yang kemudian diintegrasikan ke dalam Nvidia Drive Platform — sistem AI yang kini digunakan oleh berbagai produsen mobil listrik Tiongkok, seperti Li Auto dan Great Wall Motor, untuk menghadirkan kemampuan mengemudi cerdas (intelligent driving).

Kehadiran mereka kembali di panggung Apsara Conference tahun ini mempertegas bahwa hubungan kerja sama ini bukan sekadar proyek sementara, melainkan kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan.

Bagi Alibaba, kolaborasi ini menandakan ambisi mereka untuk menjadi pemain utama AI global, dengan memanfaatkan keunggulan teknologi Nvidia yang sudah teruji di berbagai sektor.

Sementara bagi Nvidia, langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan asal AS itu masih memiliki pengaruh besar di pasar AI dan robotika Tiongkok, meskipun ekspor chip canggih masih menjadi isu sensitif antara Washington dan Beijing.

 
Pentingnya Kolaborasi Ini bagi Industri AI Tiongkok

Bagi banyak pengamat industri, langkah Alibaba dan Nvidia ini menjadi sinyal penting bagi masa depan ekosistem AI Tiongkok. Meski Tiongkok dikenal sebagai pusat inovasi teknologi global, para produsen chip lokal masih berjuang untuk menyamai performa chip Nvidia, terutama untuk komputasi AI tingkat lanjut.

Menurut Tilly Zhang, analis teknologi di Gavekal Dragonomics, Beijing, kolaborasi ini menunjukkan adanya kelonggaran regulasi dari pemerintah Tiongkok agar Alibaba bisa menggunakan solusi Nvidia.

“Regulator kini berusaha menyeimbangkan antara perlindungan industri chip lokal dan kebutuhan akan teknologi terbaik untuk mempercepat pengembangan AI berbasis fisik,” jelas Zhang.

Ia menambahkan bahwa kebijakan ini bukan berarti melemahkan perusahaan lokal, tetapi justru untuk memperkuat ekosistem teknologi nasional melalui pemanfaatan teknologi global yang lebih matang.

Dengan kata lain, regulator Tiongkok memahami bahwa untuk bisa bersaing di tingkat global, perusahaan dalam negeri perlu belajar dari teknologi terbaik yang tersedia dan Nvidia menjadi mitra strategis untuk mencapai hal tersebut.

 
Langkah Besar Nvidia di Dunia Robotika

Selain dikenal sebagai produsen chip grafis (GPU) untuk gaming, Nvidia kini juga menjadi pemain dominan di dunia robotika dan AI industri. Dalam Apsara Conference tahun ini, Nvidia bahkan menjadi sponsor korporat terbesar, menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam memperluas pasar di Asia.

Nvidia diwakili oleh Deepu Talla, Wakil Presiden bidang robotika dan edge AI, yang menjelaskan bagaimana teknologi terbaru Nvidia membantu perusahaan di berbagai sektor mengembangkan mesin yang lebih cerdas dan responsif.

Beberapa perusahaan robotika Tiongkok yang telah mengadopsi teknologi Nvidia antara lain:

  • Unitree Robotics: pembuat robot berkaki empat untuk riset dan industri,
  • AgiBot dan Galbot: pengembang robot industri fleksibel,
    Engine AI, serta
  • UBTech Robotics: salah satu pelopor robot humanoid di Asia.

Pada Agustus 2025, Nvidia meluncurkan Jetson AGX Thor, sebuah developer kit dan modul produksi berukuran kecil namun bertenaga tinggi untuk menjalankan aplikasi robotika canggih. Meski ukurannya kecil, sistem ini bisa mendukung berbagai aplikasi, mulai dari manufaktur, logistik, kesehatan, pertanian, hingga ritel.

Tujuan utamanya adalah menyediakan platform standar bagi para pengembang untuk membangun mesin yang mampu berinteraksi secara cerdas dan real-time dengan lingkungan sekitarnya. Dengan alat ini, pengembangan robot yang sebelumnya membutuhkan sumber daya besar kini menjadi lebih efisien dan terjangkau.

 
Alibaba Perkuat Strategi AI Skala Besar

Kolaborasi dengan Nvidia bukan sekadar kerja sama teknis, tetapi juga menjadi bagian dari strategi besar Alibaba dalam memperluas dominasi AI-nya.

Awal Oktober ini, Eddie Wu Yongming, CEO Grup Alibaba sekaligus Ketua Alibaba Cloud, mengumumkan bahwa perusahaan akan meningkatkan investasi pada infrastruktur AI secara signifikan.

Sebelumnya, Alibaba sudah menyiapkan anggaran 380 miliar yuan (sekitar USD 53 miliar) untuk tiga tahun ke depan, namun Wu menegaskan bahwa akan ada tambahan dana baru guna mempercepat pengembangan sistem AI mereka.
Meskipun angka pastinya belum diumumkan, rencana ini langsung disambut positif oleh investor.

Di Bursa Hong Kong, saham Alibaba melonjak 9,2% menjadi HK$174, yang merupakan posisi tertinggi sejak September 2021. Kenaikan ini terjadi bahkan ketika Hong Kong sedang dilanda topan terkuat dalam tujuh tahun terakhir — pertanda kuat bahwa kepercayaan investor terhadap Alibaba tengah bangkit.

Kabar baik lainnya datang dari Cathie Wood, salah satu investor paling berpengaruh di Amerika Serikat. Melalui perusahaannya, ARK Invest, ia membeli saham Alibaba senilai USD 16,3 juta, menandai pembelian pertamanya dalam empat tahun terakhir. Langkah ini dianggap sebagai dukungan simbolis dari salah satu manajer investasi ternama Wall Street terhadap masa depan Alibaba di bidang AI dan teknologi cloud.

 
Tantangan dan Harapan ke Depan

Kerja sama antara Alibaba dan Nvidia memberikan peluang besar bagi para pengembang AI di Tiongkok untuk mengakses teknologi embodied AI yang canggih secara langsung. Hal ini dapat mempercepat kemajuan dalam bidang robotika, sistem otonom, dan otomasi industri.

Namun, kolaborasi ini juga menyoroti tantangan bagi regulator Tiongkok dalam menyeimbangkan penggunaan teknologi asing dengan dukungan terhadap produsen chip lokal.

Di satu sisi, membuka kerja sama dengan Nvidia dapat mempercepat kemajuan AI nasional. Namun di sisi lain, Tiongkok juga perlu memastikan bahwa ketergantungan terhadap teknologi asing tidak terlalu besar agar tetap bisa mandiri secara strategis di masa depan.

Terlepas dari tantangan tersebut, jelas bahwa embodied AI kini menjadi tren utama di dunia teknologi global. Sistem AI yang mampu berpikir sekaligus bertindak akan menjadi pondasi bagi berbagai inovasi baru — mulai dari mobil tanpa pengemudi, robot pelayanan publik, hingga sistem otomatisasi rumah tangga.

Melalui kolaborasi ini, Alibaba dan Nvidia berhasil menunjukkan bahwa meski dunia teknologi saat ini dipenuhi batas-batas geopolitik dan persaingan industri yang ketat, inovasi tetap bisa lahir dari kerja sama lintas negara.

Kerja sama ini menjadi simbol bahwa AI bukan hanya soal algoritma dan data, tetapi juga tentang bagaimana manusia dan mesin dapat berinteraksi dengan lebih cerdas, efisien, dan produktif di dunia nyata.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait