CSIRTradar: Inovasi Lokal Canggih Pemantau Dark Web
- Rita Puspita Sari
- •
- 17 Okt 2025 20.11 WIB

Ilustrasi Cyber Security
Kebocoran data kini menjadi salah satu ancaman terbesar dalam dunia digital. Di Indonesia, kasus semacam ini terus meningkat dengan jumlah korban yang tak sedikit. Tahun 2024 saja, lebih dari 56 juta data pribadi milik ratusan organisasi Indonesia diketahui tersebar di Dark Web. Di tengah situasi yang mengkhawatirkan ini, hadir sebuah solusi lokal bernama CSIRTradar, platform pemantauan ancaman siber yang dirancang khusus untuk membantu organisasi menghadapi risiko digital secara cepat, efisien, dan preventif.
Latar Belakang: Meningkatnya Ancaman Siber di Indonesia
Perkembangan teknologi digital yang pesat membawa manfaat besar bagi kemajuan ekonomi dan efisiensi layanan publik. Namun, di sisi lain, digitalisasi juga membuka celah baru bagi kejahatan siber. Data laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 461 organisasi di Indonesia menjadi korban kebocoran data pada tahun 2024, dengan sektor pemerintahan menempati posisi teratas — mencapai 58,34% dari total insiden.
Fakta ini memperlihatkan bahwa lembaga publik maupun swasta masih menghadapi tantangan besar dalam mengamankan infrastruktur digital mereka. Ancaman bukan hanya datang dari peretas yang menargetkan sistem penting, tetapi juga dari infostealer, malware pencuri data, hingga eksploitasi celah keamanan perangkat lunak.
Kondisi tersebut melahirkan kebutuhan mendesak bagi organisasi di Indonesia untuk memiliki alat pemantauan ancaman siber yang handal dan terintegrasi — dan di sinilah CSIRTradar memainkan perannya.
Apa Itu CSIRTradar?
CSIRTradar merupakan platform Cyber Threat Intelligence (CTI) buatan lokal yang dikembangkan oleh PT Prosperita Sistem Indonesia. Platform ini dirancang khusus untuk membantu Computer Security Incident Response Team (CSIRT) dalam mendeteksi ancaman, kebocoran data, dan kerentanan sistem secara real-time.
Menurut Yudhi Kukuh, Founder CSIRTradar, tujuan utama dari platform ini adalah untuk mengubah paradigma keamanan siber organisasi di Indonesia — dari yang selama ini cenderung reaktif (bertindak setelah serangan terjadi) menjadi preventif (mendeteksi dan mencegah sebelum kerusakan terjadi).
“CSIRTradar hadir untuk mengisi kebutuhan krusial di ekosistem keamanan siber Indonesia. Kami ingin mengubah cara organisasi menghadapi ancaman, dari reaktif menjadi preventif,” ujar Yudhi dalam keterangan resminya.
Fitur Utama CSIRTradar
CSIRTradar hadir dengan dua fitur unggulan yang menjadi tulang punggung kemampuannya, yaitu Dark Web Monitoring dan Vulnerability Alert. Kedua fitur ini bekerja saling melengkapi untuk memberikan perlindungan menyeluruh terhadap aset digital organisasi.
- Dark Web Monitoring: Memantau Jejak Data Bocor
Dark Web merupakan bagian dari internet yang tidak terindeks oleh mesin pencari dan sering digunakan untuk aktivitas ilegal, termasuk perdagangan data curian, kredensial login, hingga dokumen rahasia perusahaan.Fitur Dark Web Monitoring pada CSIRTradar berfungsi seperti “radar digital” yang secara terus-menerus memindai Dark Web untuk menemukan potensi kebocoran informasi sensitif. Data yang dicari mencakup:
- Kredensial login karyawan atau administrator,
- Data pribadi pengguna atau pelanggan,
- Domain dan alamat email perusahaan,
- Dokumen rahasia dan kekayaan intelektual,
- Hasil curian malware (infostealer log).
Hasil pemindaian ini disajikan dalam bentuk laporan dan peringatan dini, memungkinkan tim keamanan perusahaan untuk segera mengambil tindakan mitigasi sebelum data tersebut dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab.Menariknya, CSIRTradar juga mampu melacak aktivitas di forum dan marketplace gelap tempat pelaku kejahatan siber sering bertransaksi. Dengan kemampuan ini, organisasi dapat mengetahui tingkat risiko reputasi dan keamanan mereka di dunia maya.
-
Vulnerability Alert: Notifikasi Celah Keamanan Otomatis
Selain memantau kebocoran data, ancaman lain yang kerap dihadapi perusahaan adalah celah keamanan (vulnerability) pada perangkat lunak dan sistem operasi yang digunakan.Melalui fitur Vulnerability Alert, CSIRTradar memberikan notifikasi otomatis setiap kali ditemukan kerentanan baru pada software yang digunakan oleh organisasi. Sistem ini terhubung dengan dua sumber data besar, yaitu:
- CVE (Common Vulnerabilities and Exposures): basis data internasional yang mencatat daftar celah keamanan umum,
- OSV (Open Source Vulnerabilities): basis data khusus untuk kerentanan di perangkat lunak open-source.
Yang membuat fitur ini semakin kuat adalah kemampuannya dalam mengukur tingkat keparahan (severity) dari setiap celah menggunakan CVSS Score (Common Vulnerability Scoring System). Berdasarkan skor tersebut, CSIRTradar akan memprioritaskan kerentanan mana yang harus segera ditangani terlebih dahulu.
Tidak hanya berhenti di situ, platform ini juga menyertakan rekomendasi tindakan mitigasi, sehingga tim keamanan tidak perlu menebak langkah apa yang harus diambil.
“Kami tidak hanya menampilkan daftar kerentanan, tapi juga menyertakan rekomendasi mitigasi agar perusahaan bisa bertindak cepat sebelum celah tersebut dieksploitasi,” jelas Yudhi.
Integrasi dan Kemudahan Pemantauan Real-Time
Salah satu keunggulan CSIRTradar adalah kemampuannya memberikan notifikasi real-time melalui berbagai kanal, termasuk email dan webhook integration. Artinya, begitu sistem mendeteksi ancaman atau kebocoran data, peringatan akan langsung diterima oleh tim keamanan untuk segera ditindaklanjuti.
Selain itu, CSIRTradar menyediakan konsol web interaktif yang menampilkan laporan lengkap, mencakup:
- Detail kredensial atau data yang bocor,
- URL dan sumber kebocoran,
- Jenis malware atau infostealer yang terlibat,
- Waktu dan lokasi kejadian,
- Rekomendasi teknis untuk penanganan.
Tampilan dashboard yang intuitif membuat proses analisis dan respons menjadi lebih cepat, bahkan untuk organisasi dengan tim keamanan yang terbatas.
Mengapa CSIRTradar Penting bagi Organisasi di Indonesia
Kehadiran CSIRTradar tidak sekadar menambah daftar alat keamanan siber di pasaran. Platform ini memiliki arti strategis bagi Indonesia dalam beberapa aspek penting:
- Solusi Buatan Lokal:
Dikembangkan oleh perusahaan Indonesia, CSIRTradar memahami konteks, bahasa, dan kebutuhan keamanan lokal dengan lebih baik dibandingkan solusi impor. - Dukungan bagi CSIRT Nasional:
Banyak lembaga pemerintah dan perusahaan besar kini membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT). CSIRTradar membantu tim ini bekerja lebih efektif dengan pemantauan ancaman terotomatisasi. - Peningkatan Kesadaran dan Respons:
Dengan notifikasi real-time, organisasi dapat mendeteksi ancaman lebih cepat dan mencegah dampak luas seperti pencurian data pelanggan atau gangguan layanan publik. - Mendorong Kemandirian Siber Nasional:
Penggunaan produk keamanan buatan dalam negeri seperti CSIRTradar dapat mengurangi ketergantungan pada vendor asing dan meningkatkan ketahanan siber nasional.
Dampak Positif terhadap Ekosistem Keamanan Digital
Implementasi CSIRTradar berpotensi membawa perubahan signifikan dalam ekosistem keamanan siber Indonesia. Dengan semakin banyaknya organisasi yang mengadopsi platform ini, pertukaran informasi ancaman (threat intelligence sharing) antar lembaga dapat meningkat.
Hal ini menciptakan efek domino positif, di mana setiap insiden yang terdeteksi dapat menjadi pembelajaran kolektif untuk memperkuat pertahanan digital nasional. Dalam jangka panjang, ini bisa membantu menurunkan jumlah kebocoran data yang setiap tahun terus meningkat.
Dengan inovasi seperti CSIRTradar, masa depan keamanan siber Indonesia kini berada di tangan yang lebih siap — tangguh, terukur, dan mandiri.